1. Kami rindu kehadiranmu di kantor setiap hari, menemani dan mengawasi kami bekerja. Karena hal itu sudah tidak ada lagi semenjak perpindahan kantor dari grand royal.
2. Kami rindu sapaanmu setiap pagi, sambil bersalaman dan menanyakan kabar kami. Karena hal itu tidak pernah terjadi setelah beberapa tahun lamanya.
Bukan pertanyaan seputar pekerjaan yang ingin kami dengar. Tugas sudah dikerjakan belum, yang ini sudah selesai belum, yang itu kapan selesainya.
Sudah tidak adakah kepedulian bapak yang terhormat sebagai seorang pemimpin atas kesehatan kami? Lebih lebih kesehatan keluarga kami?
Apakah kalian hanya menganggap kami ini sebagai seorang buruh, seorang pembantu yang hanya dibutuhkan tenaganya saja tanpa peduli dengan kesehatannya?
Tidak adakah hak bagi kami untuk menerima jaminan kesehatan dari perusahaan yang kalian pimpin?
3. Kami rindu kehangatan hubungan kekeluargaan yang pernah terbangun, antara bos dan karyawan bahkan dengan keluarga kami sekalipun, dimana hubungan itu seperti tidak ada jarak. Hanya sekedar mengingatkan bahwa kita pernah jalan bareng, seneng seneng bareng, main bareng, tertawa bareng, makan bareng dan lain lain.
Apakah hal ini akan bisa terulang lagi? Atau hanya tinggal kenangan?
4. Kami rindu masa masa dimana kami menantikan panggilan untuk pengambilan amplop yang berisi bonus tahunan, walaupun itu mungki tidak seberapa menurut kalian, namun hal itu adalah kebahagiaan yang tak ternilai harganya karena itu wujud dari hasil kerja keras kita selama setahun ini. dan saat itulah kami bisa menerima uang setelah setahun uang kami setiap bulan habis untuk kebutuhan hidup sehari hari.
Kami berharap semoga bapak bisa menjawab kegelisahan kami ini. Kami tidak ingin mendengar jawaban klasik seperti jawaban yang selama ini kami dengar.
Nanti kita akan bahas ......
Sekarang bukan masanya pembahasan, sekarang masanya pengambilan keputusan, keputusan yang akan bisa menghilangkan dahaga kami.
Keuangan perusahaan yang menipis...
Saya yakin dan percaya kalau ini bukan sebauah jawaban yang bisa diterima, sebab siapapun tahu, berapa banyak proyek yang kita kerjakan tahun kemarin, dan setiap pelaksana selalu mengeluh tentang uang muka yang selalu kurang, bahkan sampai ada yang menjual motor hanya demi menutupi kekurangan uang makan anak buahnya.